Jangan berasumsi bahwa FinTech hanyalah sebuah tren sesaat: Accenture baru-baru ini merilis laporan yang menyatakan bahwa investasi pada fintech di seluruh dunia telah meningkat secara dramatis dari $ 930 juta pada tahun 2008 menjadi lebih dari $ 12 miliar pada awal 2015. Dan perkembangan ini diprediksi akan semakin pesat, karena FinTech tidak hanya menyentuh sektor jasa keuangan, tetapi juga setiap bisnis yang berhubungan dengan industri jasa keuangan (yang tentunya mencakup keseluruhan sektor bisnis).
Teknologi baru, seperti pembelajaran mesin / kecerdasan buatan, analisis perilaku prediktif, dan pemasaran berdasarkan data, akan membawa cara baru dalam pengambilan keputusan keuangan. Beberapa bidang inovasi fintech yang paling berkembang saat ini diantaranya sebagai berikut:
- Cryptocurrency dan Uang Digital
- Teknologi Blockchain, termasuk Etherium, teknologi ledger terdistribusi (DLT) yang menyimpan record dalam jaringan komputer, tetapi tidak memiliki ledger terpusat.
- Smart Contracts, yang memanfaatkan program komputer (umumnya menggunakan blockchain) untuk mengeksekusi kontrak antara pembeli dan penjual secara otomatis.
- Open Banking, sebuah konsep yang bergantung pada blockchain dan berpendapat bahwa pihak ketiga harus memiliki akses ke data bank untuk membangun aplikasi yang menghubungkan jaringan dari lembaga keuangan dan pihak ketiga.
- Insurtech, yang menggunakan teknologi untuk berusaha menyederhanakan dan merampingkan industri asuransi.
- Regtech, yang membantu perusahaan jasa keuangan untuk memenuhi aturan dan regulasi industri, terutama yang mencakup Anti-Pencucian Uang dan ‘Know Your Customer’ untuk mencegah terjadinya fraud/penipuan.
- Robo-Advisor, memanfaatkan algoritma untuk mengotomatisasi saran investasi sehingga dapat menurunkan biaya dan meningkatkan aksesibilitas.
- Unbanked / Underbanked, layanan yang berusaha melayani masyarakat berpenghasilan rendah, yang diabaikan atau tidak memperoleh akses terhadap layanan bank tradisional dan perusahaan jasa keuangan